Mengenal Imajinasi Auditif, Visual dan Taktil dalam Puisi

Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat materi pembelajaran yang membahas tentang macam-macam imajinasi yaitu ada imajinasi auditif, visual dan taktil. Ketiga imajinasi tersebut biasanya dituangkan dalam sebuah puisi. Lantas apa sebenarnya arti dari imajinasi auditif, visual dan taktil? Berikut pembahasannya lengkapnya.

Pengertian Imajinasi

Imajinasi dalam puisi dinamakan juga dengan pencitraan atau pengimajinasian yaitu susunan kata-kata yang bisa menimbulkan khayalan atau imajinasi bagi pembacanya. Dengan imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasakan, mendengarkan, atau bahkan melihat sesuatu yang diungkapkan si penyair.

dalam puisi atau karya sastra terdapat macam-macam imajinasi yaitu imajinasi auditif, imajinasi, visual, imajinasi taktil, imajinasi olfactory, imajinasi kinestetik, dan imajinasi gustatory. Di bawah akan dibahas satu persatu dari imajinasi tersebut beserta contohnya.

Arti Imajinasi Auditif

Imajinasi Auditif adalah pengimajian yang menggunakan kata-kata ungkapan seolah  objek yang dicitrakan benar-benar didengar pembaca. Sebuah puisi disebut  imajinasi auditif bila kata-kata yang terkandung dalam puisi tersebut dapat memberi efek pada indera pendengaran manusia.

Contohnya:

  • Bila bulan menegur malam, 
  • Menyusuri kali kenangan yang berkata tentang rindu
  • Terdengar keluhan dari batu yang terendam.

Arti Imajinasi Visual

Imajinasi visual adalah pengimajinasian dalam  bentuk gambar-gambar dalam mata, dan pikiran manusia serta diproses oleh otak kanan.

Contohnya:

  • Kubayangkan sedang kau tunggu aku sambil kau jalin rambutmu yang panjang 
  • Nyiur melambai di pinggir pantai. 
  • Awan berlarian mengejar angin. 
  • Bola matanya berkilat dan membara.

Arti Imajinasi Taktil

Imaji taktil adalah pengimajinasian yang berupa gambaran yang mampu menciptakan suatu daya saran bahwa seolah-olah pembaca bisa tersentuh, bersentuhan, atau apapun yang melibatkan efektifitas indera kulitnya. Sehingga membuat pembaca puisi bisa membayangkan seolah benar-benar bersentuhan dengan hal-hal yang diungkapkan dalam puisi tersebut.

Contohnya:

  • Lukanya robek sampai ke tulang.
  • Nasib membelai kulitnya seperti bulu ayam. 
  • Surya panas menggelegakkan ubun-ubun.

Imajinasi Olfactory

Imajinasi olfactory adalah pengimajinasian yang menggunakan indra penciuman untuk merangsang pembaca. Sehingga, seolah-olah pembaca bisa mencium bau yang digambarkan dalam puisi tersebut. Imajinasi seperti ini cenderung sulit untuk diekspresikan karena bau adalah pengalaman yang subjektif.

Contohnya: Aroma melati tercium dari balik tubuhnya

Imajinasi Kinestetik

Imajinasi kinestetik adalah pengimajinasian gerak yang memberikan rangsangan berupa gerakan dari entitas yang bisa berwujud sebagai manusia ataupun mesin. Imajinasi seperti ini biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu maksud dari gerakan. Meskipun entitas itu tidak bergerak, namun pembaca bisa merasakan gerakannya tersebut dalam imajinasinya.

Imajinasi Gustatory

Imajinasi gustatory adalah pengimajinasian yang menggunakan indra pengecap untuk memberikan stimulus dalam mendeskripsikan sebuah kata. Adapun implementasi dari pengimajinasian ini bisa dilakukan dengan menulis puisi yang berkaitan langsung dengan rasa, terutama rasa makanan.

Lewat imajinasi pengecap ini, pembaca seolah turut dibawa ke rasa yang bisa dibayangkan pada indra pengecap misalnya manis, asin, pedas, dan gurih. Contohnya: Rasa manis dan pahit seolah beradu dalam mulutku.

Itulah pembahasan mengenai imajinasi auditif, visual dan taktil beserta dengan contohnya juga imajinasi lainnya yang terdapat dalam puisi atau karya sastra. Semoga bermanfaat. Informasi serupa bisa kamu temukan di ilmudes.com.