Anakku, Begini Cara Mengendalikan Nafsu dalam Islam di 2020


Halo sobat Rifka Rizkiana yang berbahagia, Kali ini kita akan membahas seputar cara mengendalikan nafsu dalam islam di 2020. Bagaimana cara mengendalikan nafsu dalam islam? Anakku, Puncak ilmu pengetahuan ialah apabila ilmu dirimu mengetahui sedalam-dalamnya makna taat dan ibadah. Ketahuilah anakku, taat dan ibadah ialah tunduk kepada Allah. Melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya dalam perkataan maupun perbuatan.

Anakku...

Hendaklah setiap perkataan, perbuatan, dan apa saja yang kamu tinggalkan sesuai dengan hukum syariah. Misalnya, bila kamu melakukan puasa pada hari raya atau hari tasyri' , maka itu berarti kamu durhaka. Atau bila kamu melakukan dengan shalat dengan memakai pakaian hasil curian, sekalipun itu ibadah, itu adalah perbuatan dosa.

Anakku...

Adalah sudah semestinya perbuatan dan perkataanmu sesuai dengan syariat. Ilmu dan amal yang tidak mengikuti jalan syariat merupakan tindak kesesatan. Jaga dirimu agar tidak terpedaya ucapan orang kafir yang memikat dan sengaja membangkitkan gairah.

Jalan ibadah hanya dapat ditempuh dengan mendidik kehendak nafsu dan berjihad mengalahkan nafsu syahwat yang tak terkendali. Ini dapat kau lakukan dengan kesungguhan dan latihan (riyadhah), bukan dengan kata-kata yang manis dan ajakan yang menarik perhatian.

Anakku...

Lidah yang berucap dan hati yang tertutup oleh kelalaian dan nafsu yang rendah merupakan tanda-tanda kemalangan yang besar. Jika nafsu tidak kamu taklukkan dengan kesungguhan, maka hatimu tidak akan tersinari oleh makrifat kepada Allah swt.

Anakku...

Dari masalah-masalah yang kamu tanyakan sebagian ada yang tidak mungkin dijawab dengan perkataan dan tulisan. Namun bila kamu telah mampu merengkuh ma'rifatullah, maka hentikanlah memikirkan masalah yang mustahil dijawab itu. Perkara yang terkait dengan perasaan, tidak mungkin dijawab dengan perkataan, tapi hanya bisa dirasakan.

Salam Penulis,

Sumber : Buku berjudul "14 Jalan Mencintai Allah" karya Imam Al-Ghazali yang diterjemahkan oleh Islah Gusmian.

Sumber Gambar : Nu.or.id