Tirulah Spirit dari Fakta Lebah dalam Islam untuk Resolusi 2020


Halo sobat Rifka Rizkiana yang pastinya lagi bahagia selalu! Kali ini kita akan membahas seputar beberapa fakta lebah dalam islam. Lebah merupakan salah satu hewan yang disebut dalam Al-Qur'an. Sebagaimana dalam ciptaan Allah yang lain, terdapat pelajaran yang sangat berharga. Tetapi pada lebah terdapat pelajaran yang sangat istimewa. Dimanapun ia hinggap, lebah tidak pernah membuat kerusakan. Mereka sangat tahu diri. Seakan-akan mereka menganut peribahasa, "di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung."

Berbeda dari benalu atau parasit yang menghisap sari makanan bukan dari usahannya sendiri, sehingga pohon yang didiaminya kurus kering lalu mati, lebah selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dan panggilan hidup. Kerja sama yang kompak, saling menolong, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing menjadi cirinya.

Dalam hal makanan, lebah sangat selektif. Mereka tak mau hinggap di tempat-tempat kotor. Mereka hanya mau menyantap makanan yang bersih yaitu sari bunga-bunga. Tak jarang, ketika menghisap sari bunga, mereka juga membantu proses penyerbukan dengan menjatuhkan serbuk sari di atas kepala putik. Hasilnya, sejumlah bunga menjadi buah. Di sini mereka menjalin simbiosis mutualisme. Ada semacam keyakinan di benak mereka bahwa dimana ada hak disitu ada kewajiban.

Perpaduan antara kerja keras dan sikap selektif dalam memilih makanan, menghasilkan sesuatu yang sangat bermanfaat dan bernilai tinggi yaitu madu. Namun untuk siapakah madu itu? Untuk diri mereka sendiri? Bukan, untuk manusia. Inilah pengorbanan yang tanpa pamrih, mengabdi tanpa mengharap kembali. Ia tak mengharap balas jasa, apalagi lencana. Baginya hidup baru berarti bila telah memberi manfaat bagi sesama. Inilah tiga keistimewaan lebah yang disebut Rasulullah saw.

Masih ada satu lagi keistimewaan lebah, yaitu bila terusik mereka pasti menyengat. Lebah akan mengejar pengusik kemanapun pergi. Mereka tak kenal henti dalam membela harga diri. Di sinilah kehormatan dan kewibawaan berpadu.

Idealnya, setiap pribadi Mukmin mewariskan karakter lebih ini. Namun karena keterbatasan manusia, lebih banyak kita hanya memiliki satu diantaranya. Seperti contohnya; Abu Bakar ra. dan Nabi Ibrahim as. Memiliki sebagian karakter dari lebah itu: mengeluarkan madu. Sedangkan, Umar bin Khatab ra. dan Nabi Nuh as. juga memiliki karakter lebah dari sengatannya. Lalu, diri kita sendiri, apakah lebih banyak mengeluarkan madu atau lebih banyak menyengat?

Salam Penulis,

Sumber: Buku berjudul "Islam Positif" karya Ayi Sobarna.

Sumber gambar : beritagar.id