Definisi dan Jenis Bencana Menuntut Ilmu dalam Islam, Kok Bisa?


Halo sobat Rifka Rizkiana yang selalu ceria! Kali ini kita akan membahas seputar definisi bencana menuntut ilmu dalam islam dan jenis bencana menuntut ilmu dalam islam. Kok bisa ya? Yuk simak dulu penjelasannya. Ilmu merupakan pencapaian yang paling utama, kebanggaan yang paling mulia, harta simpanan yang paling berharga dan dirindukan, serta sebaik-baik buah yang dipanen. Seseorang tak mungkin bisa mencari 'penghasilan' yang menyamai ilmu yang merupakan wahana untuk menunjuki pelakunya kepada hidayah atau menolak kebinasaan. Sufyan bin Uyainah berkata, " Barangsiapa mencari ilmu, berarti ia telah membaiat Allah swt."


Orang-orang berakal memang telah dibentuk untuk mengagungkan ilmu dan memberikan dorongan untuk meraihnya. Allah juga telah mengangkat suatu kaum dengan ilmu dan menjadikan mereka sebagai pemimpin dalam kebaikan. Berapa banyak orang rendahan yang diangkat oleh ilmu sehingga menempati posisi-posisi mulia, dan berapa banyak pula orang yang hina menurut pandangan manusia diangkat derajatnya oleh ilmu ke dalam golongan orang-orang yang agung. Malaikat juga senang duduk bersama dengan pemilik ilmu dan dengan sayap-sayapnya malaikat akan menaungi mereka. Selain itu, siapa saja yang berada di langit dan bumi, ia akan memintakan ampunan bagi mereka.

Halangan dan bencana merupakan rintangan yang menghadang perjalanan menuntut ilmu. Aktivitas menghafal tidak boleh diselingi dengan hal-hak yang menyibukkan dan memalingkan dirinya.

Hiburan-hiburan modern yang dilarang, keberadaannya dapat menyibukkan berbagai pikiran, menghidupkan berbagi khayalan, dan menyia-nyiakan waktu. Di samping itu, menjauhinya berarti penjagaan dien, kejernihan berpikir, waktu tidak terbuang sia-sia, dan supaya tetap kompetitif. Karena itu, sucikanlah pendengaran dan penglihatan Anda dari sesuatu yang mengotori pemikiran Anda, memperjelek sikap Anda, dan merusak Akhlak Anda.

Bencana bagi ilmu ialah rasa ujub, sedangkan perhiasan ilmu ialah kesabaran atau murah hati dan tawadhu'. Orang yang bahagia ialah orang yang mengetahui jalan menuju Rabb-Nya, lalu mau menitinya dengan niat agar sampai kepada-Nya. Adapun orang miskin ialah orang yang mengetahui jalan menuju Rabb-Nya, lalu ia berpaling dari jalan tersebut.

Salam Penulis,

Sumber : Buku berjudul " Kunci-Kunci Surga" karya Dr. Abdul Muhsin Al-Qasim.

Sumber Gambar : Belltimemagazine.ie