Cara Menulis Kalimat Efektif dalam Novel: Pengertian, Syarat, Ciri-Ciri dan Contoh Kalimat Efektif


Apa itu kalimat efektif? Bagaimana cara menulis kalimat yang efektif dalam karya tulis ilmiah? Atau bagaimana cara menulis kalimat efektif dalam novel? Definisi kalimat efektif atau pengertian kalimat efektif adalah susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Dalam hal ini, kalimat efektif harus berpatokan kepada KBBI dan PUEBi. Berikut ini Arti kalimat efektif, syarat kalimat efektif dalam novel, ciri-ciri kalimat efektif dalam novel, dan contoh kalimat efektif dalam novel.

Syarat Kalimat Efektif dalam Novel

Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau tidak.

1. Sesuai EYD

Poin penting pertama yang harus kamu perhatikan dalam penulisan kalimat efektif adalah sesuai dengan ejaan yang disempurnakan atau EYD. Baik dalam penulisan huruf baku,maupun tanda baca yang lainnya.

2. Sistematis

Sebuah kalimat haruslah mempunyai subjek, predikat, dan objek. Jika ketiga unsur ini sudah mencakup dalam kalimat, kamu bisa mengimbuhi dengan keterangan maupun pelengkap.

3. Hemat Kata

Gunakanlah gaya bahasa yang ringkas, padat, dan mudah dipahami. Jangan bertele-tele dalam penggunaan kata. Karena, salah satu ciri kalimat efektif adalah hemat dalam penyajian kata, meskipun begitu tidak mengurangi makna kalimat.

4. Tidak Ambigu

Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada kesan ambigu.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif dalam Novel

1. Unsur-Unsur Kalimat Efektif

Untuk memastikan apakah sebuah kalimat yang kamu buat efektif ataukah tidak, kamu bisa memperhatikan unsur-unsur berikut di bawah ini:

a. Pastikan kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa minimal yang lengkap, yakni subjek dan predikat.

b. Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut.

Contoh Kalimat Efektif dan Contoh Kalimat Tidak Efektif

Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)

Hati-hati pada penggunaan konjungsi yang di depan predikat karena membuatnya menjadi perluasan dari subjek.

Contoh:

Dia yang pergi meninggalkan saya. (tidak efektif)
Dia pergi meninggalkan saya. (efektif)

d. Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu, namun lebih ke arah menggabungkan subjek yang sama.

Contoh:

Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)

2. Kehematan Kata Kalimat

Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele, kalian tidak boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah kalimat. Ada dua hal yang memungkinkan kalimat membuat kalimat yang boros sehingga tidak efektif. Yang pertama menyangkut kata jamak dan yang kedua mengenai kata-kata bersinonim. Untuk menghindari hal tersebut, berikut ini contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan sinonim yang menghasilkan kalimat tidak efektif.

Contoh Kata Jamak:

Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif)

Ketidakefektifan terjadi karena kata para merujuk pada jumlah jamak, sementara siswa-siswi juga mengarah pada jumlah siswa yang lebih dari satu. Jadi, hilangkan salah satu kata yang merujuk pada hal jamak tersebut.

Contoh Kata Sinonim:

Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)Ia masuk ruang kelas.

Ketidakefektifan terjadi karena kata masuk dan frasa ke dalam sama-sama menunjukkan arti yang sama. Namun, kata masuk lebih tepat membentuk kalimat efektif karena sifatnya yang merupakan kata kerja dan dapat menjadi predikat. Sementara itu, jika menggunakan ke dalam dan menghilangkan kata masuk—sehingga menjadi ia ke dalam ruang kelas—kalimat tersebut akan kehilangan predikatnya dan tidak dapat dikatakan kalimat efektif menurut prinsip kesepadanan struktur.

3. Kesejajaran Bentuk Kalimat

Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat, sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif haruslah berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang sama.

Contoh Kesejajaran Bentuk Kalimat :

Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan mengolahnya. (efektif)

4. Ketegasan Makna

Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi, dalam beberapa kasus tertentu, kalian bisa saja meletakkan keterangan di awal kalimat untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca dapat langsung mengerti gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat seperti ini biasanya dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya diikuti partikel lah atau pun.

Contoh Ketegasan Makna Kalimat :

Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)

5. Kelogisan Kalimat

Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan kalimat yang kalian buat. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat. Karena itu, buatlah kalimat dengan ide yang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca dapat dengan mudah pula mengerti maksud dari kalimat tersebut.

Contoh Kelogisan Kalimat :

Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)